Selasa, 09 November 2010

Nuansa Propti diHatiku





BruK… begitu aku terbangun q sadar itu hanyalah mimpi.suatu mimpi yang sangat mengerikan bagiku, mimpi dimana aku berusaha lari dari cobaan yang aku sedang hadapi, namun cobaan itu terus mengejarku hingga aku terjatuh. Aku pun diam aku hanya bisa berpikir kesalahan yang telah aku lakukan, namun hatiku memberontak melawan rasa sesal itu mencoba untuk membuatku tabah dan sabar dalam menghadapi masalah ini.
            “Astagfirullah, pagi lagi.” Aku tersadar. “alangkah cepatnya hari, pagi siang malam… terus saja bergantian” kataku. Aku pun bangun dari tidurku. Menuju kamar mandi untuk berwudhu dan setelah itu shalat, menghadap sang pencipta alam.
            “Pagi lagi, kumpul lagi. Kenapa setiap pagi aku harus dikumpulin. Aku belum nyuci, masak. Ah capek… kenapa dulu aku masuk Teknik” itulah kata-kata yang sering ku ucapkan. Dalam langkah malas aku keluar rumah dan menuju Kampusku,
“Astagfirullah, Udah jam 6 lewat 10 waduuh, gawat ne pazti anak-anak dah pada dikumpulin”. Aku pun datang dengan wajah ketakutan dan benar dugaanku aku telat.
aku lalu menghadap seniorku. yupZ benar aku mendapat hukuman push up 15x3 jadi 45 kali deh.
            45 push up dah ku jalani “ Siap Udah kak” kataku. “Ya dah masuk kebarisan kata seniorku.” Seperti itulah yang kujalanai setiap hari. Suntuk, bosan, batin tersiksa yang selalu kurasakan tanpa mengerti apa maksud dan tujuan mereka seperti itu. Berangkat pagi, pulang sore. Belum lagi tugas laporan fisika, Ya Allah capek rasanya. Keluhan demi keluhanpun terasa. Walau nurani menghibur tapi batin tetap saja seperti biasanya, sedih dan bingung.
            Ternyata bukan Cuma aku yang merasa seperti ini, hampir semua temanku mersakan seperti ini. Dari situlah ku mulai merasakan ada kebersamaan bersama teman-teman seangkatanku, sependeritaan, senasib. Rasanya damai jika ku bersama mereka, karena sepertinya aku punya saudara yang dapat menghiburku dalam keadaan tertekan seperti ini.
“Eh entar sore kita dikumpulin di tempat biasanya.” Kata komti kami. “Ya Allah, kumpul lagi, mana besok laporan harus selesai lagi dan tempatku masih belum negerjain perhitunganya” kata Mizan.  “Iya ni, tapi tempatku alhamdulillah dah mau selesai, makanya  dicicil, kita tu sekarang harus bisa memgatur waktu kita supaya kita ga kebingungan karena belum selesai” Kata Ical. “Iya lho, kalau gua ngikutin cara SMA yang SKS itu lho, sistem kebut semalem kita bakalan lulus 2 tahun, alias DO gitu” kata Roni. “ Iya ya, bener juga kata dia kalau aku ngikutin cara SMA ku paztinyalah ku DO, Uh naudzubillah” kataku dalam batin. Dalam hati ku tekadkan diri untuk merubah cara hidupku. “Aku bukan SMA, aku harus mengingat jerih payahku dan orang –orang yang telah berjuang untuku”. Dari situlah ku perlahan-lahan merubah gaya hidup malasku. Dan dari situ ku mulai mengerti maksud dan tujuan dari Propti oleh kakak-kakak tingkatku yang setiap hari pagi sampai sore mengumpulkanku dan memberiku sedikit ‘memory”.
            Hari – hari berlalu, seperti biasalah dikumpulin pagi – sore untuk membuat kami berubah dari hidup cara  SMA yang hanya seorang SISWA menjadi kehidupan Kampus yang seorang MAHASISWA yang harus bisa membuat jadwal sendiri tanpa menunggu perintah.
            “ Bentar lagi Makrab ni, gimana persiapan batin jiwa dan raga lo?” tanyaku ke Yudi. “ Gua si seneng moga-moga habis makrab kita bisa lega ya.” “ Bener kata lo, gua malah ga sabar nunggu makrab, tapi ada info ga gmana keadaan makrab sebenarnya?”tanya ku lagi. “ Ga tau , banyak yang ga mau bilang gmana makrab ni, katanya sih ntar tau ndiri”kata Yudi. Emang sih agak seneng mau makrab, tapi agak negeri juga. Karena dibayangan kami makrab itu banyak senior dan memeberi “Memory “ seperti hari-hari biasanya.
            Dengan snagat terasa Makrab telah tiba, kamipun berngkat kesuatu tempat, kami menaiki sebuah truk. Kamipun bercandaria didalam truk itu. Dan setiap orang yang melihat kami pun selalu heran dan paztinya berpikir “ kok botak-botak??”
Yah begitulah keadaan propti teknik kepala harus botak dan baru seumur-umur botak dalam hidupku ini setelah bayi. Kami tiba “ dan disana kami langsung shalat ashar, dan mendirikan tenda. Kami shalat, makan dan minum benar-benar dijamin oleh Panitia yang merupakan kakak tingkat 2006.
            “ Jalan malam pun tiba, inilah yang ditakuti oleh setiap dari kami dan mungkin setiap orang yang mengikuti makrab”. Dan kamipun menjalaninya “ Woi Cepet itu!!!” Dalam keadaan malam yang dingin mulai terdengar suara teriakan-teriakan yang menyuruh kami segera sampai ketempat para senior. Jalan merangkak,merayap yang biasa kami lakukan pun dipraktekan disini. Tapi, karena kami dah terbiasa jadi tidak begitu berat menjalaninya. Dan dari situ terpikir “ ini juga salah satu fungsi dikumpulin tiap hari. Dan kami sampai pada tempat senior dan mulailah kisah-kisah yang dapat kami ceritakan sebagai kenangan indah. Dan dari sana aku dapat ilmu dari senior yakni Dalam keadaan tertekan harus dapat mengatakan tidak jikalau itu salah. Kamipun harus mengenal senior karena akan berguna nanti dimasa depanya.
            Setelah “JALAN MALAM” kami lewati,  kami bersalam-salaman dengan senior-senior. Meminta maaf dan berkenalan.  Setelah itu kami deberikan materi-materi dan merayakan makrab kami selama dua hari dan setelah itu pun kami pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar